Skip to main content

Posts

Hai!

Seperti mengunjungi tempat yang lama tidak dikunjungi atau berjalan menusuri jalan kenangan yang sudah terlupakan, hal ini terasa asing namun juga terasa familiar. Semoga kali ini aku bisa mulai berkomitmen pada satu hal yang benar-benar kusuka. Selamat Tahun 2021! Aku kembali ke dunia ini, sekali lagi, semoga betah, mari berjuang bersama menjalani hidup yang semakin tidak ramah ini. Apa kabar? Semua baik, semuanya selalu baik, hanya kita saja yang kurang mensyukuri. Jadi bersyukurlah, maka segalanya akan baik. Ngomong-ngomong... Tulisan ini akan jadi berantakan, aku sudah lama tidak melakukan ini. Aku tidak memiliki konsep untuk penulisan pertama ini. Artikel ini akan jadi muntahan kata-kata yang sejujurnya aku sendiir pun bingung hal baik apa yang bisa dipetik. Kurasa aku akan mulai sedikit bercerita tentang mengapa aku mulai ingin kembali aktif di blog ini. Pertama link blog ini tidak pernah kuhilangkan dari sosial mediaku. Aku tidak pernah benar-benar melupakan sisi duniaku yang in

Scratch.

I'm so tired for no reason. My heart has frozen. My soul has rotten. I've never been so broken. This unwanted feeling that keep on coming back. Making me awake each night. Think over and over again. What have I done wrong? I've got nothing to give. But I still want to reach. Reaching something that's been aching. Cause I want to get rid of this feeling. And replace it with something worth mentioning. Maybe I'm just too naive. Cause I have no one to believe. I tried to look from another perspective, So please don't leave... I wrote couple of poems, (or maybe it's just a sentence that I though were poems) and posted it on my Instagram story and people went crazy. Or at least few of them who saw my instagram story and react directly at me. I mean... It makes me think. When people write something in such hurtful or at least sad and gloomy, why the other person thing its all about love for your other half?

Sedikit Update Kehidupan

Hidup... berasa baik, akhir-akhir ini. Damai. Tidak terlalu riuh, namun tetap sedikit berlari kesana sini tapi tidak terlalu menekan. Senyap dengan segala hal yang sesuai alur, meskipun tidak sesuai alur dibengkokkan secara manual sedikit langsung bisa kembali seperti semula. Poinnya... semuanya terasa seperti sudah berada di tempatnya masing-masing. Paling tidak sampai dengan hari ini. Aku pun merasa pantas merasa bangga setelah melalui semua badai itu dan berakhir di hamparan lautan tenang tak berombak. Namun di lain hal, semua orang mendapatkan ombak besar mereka masing-masing. Kapalku yang tenang melihat satu per satu punya mereka mulai berlubang, air merembas ke atas kapal dan pelan-pelan mulai tenggelam. Aduh. Aku kehabisan perumpamaan. Rasanya otakku merasa tumpul akan bahasa sastra indah yang kini jarang ku beri pasokan dengan membaca. Mengaku punya hobi menulis tapi sudah lama vakum melakukannya. Masih pantaskah menulis "hobi: menulis" di setiap biodata y

Inside My Head

Mungkin seseorang akan menemukan hal ini sebagai hal aneh atau bahkan normal. Aku selalu punya sebuah skenario yang tersusun dan tertulis di kepalaku. Sebuah adegan, urutan peristiwa, yang terputar sampai bahkan terulang-ulang dalam kepala. Dalam beberapa kesempatan, bila aku sedang sendiri, mulutku menyuarakan adegannya. Sebuah percakapan dengan seseorang yang tidak nyata. Tidak dapat dipandang mata. Dan hanya ada di kepala. Namun anehnya, terasa nyata. Hal ini sangat menyenangkan. Membuat ketagihan. Padahal hanya membayangkan sebuah peristiwa, sebuah keadaan yang lebih baik dari yang sebenarnya terjadi. Terdengar menyedihkan lebih tepatnya. Atau seperti orang yang sangat tidak bersyukur dengan yang dimiliki. Walaupun yang kubayangkan bukannya yang selalu bagus-bagus. Tergantung mood. Kadang aku membayangkan sebuah pamakaman sanak saudara (yang jelas jelas masih hidup dan sehat walafiat) di kepalaku. Bagaimana jika aku sudah menikah tapi di selingkuhi. Dan diculik orang asin

Menyikapi Perubahan

Aku suka perubahan, sesekali. Merubah posisi tidur, dimana kepala ku biasanya menghadap selatan kini menghadap utara. Merubah posisi perabotan di dalam kamar. Merubah penampilan, yang kini kulakukan dengan menambahkan warna terang supaya pakaian yang ku kenakan tidak terkesan suram-suram amat. Merubah kehidupan. Kehidupan selalu penuh perubahan. Menuju arah yang berlawanan. Menuju sisi lain. Menjadi lebih baik. Bahkan terjerumus ke dalam kegelapan pekat yang menyesatkan. Tidak terlalu tergambar bagaimana depresi nya aku dua bulan lalu. Namun, kini itu membuatku bertanya-tanya, mungkinkah kehidupanku saat itu lebih baik? Kini, dengan kembali ke rumah orang tua sekali lagi rasanya "asing". Beberapa sikap yang kupertanyakan apakah aku benar-benar diterima disini. Sesosok keraguan tumbuh semakin besar kian hari. Ia duduk di atas kepalaku, menggelantungi pundakku, mengikuti langkahku, menghimpit tidurku setiap malam, semakin besar dan besar. Sudah hamp

Hilang di Hari Senin

Sudah resmi. Pekan ini akan ternominasi menjadi pekan terberat selama tahun 2018. Setiap orang butuh waktu istirahat, setidaknya itu yang kupercaya. Ketika weekend  yang terasa berlalu terlalu cepat, dengan secuil kebohongan, aku mengambil hari senin sebagai tambahan hari untukku mengambil nafas sejenak. Sudah sering aku melakukannya. Berbohong untuk lari dari kegiatan normalku di hari senin. Aku sering melakukannya, hilang di hari senin dan juga berbohong. Senin ini terasa lebih menyakitkan dari biasanya. Aku bangun sepuluh detik sebelum alarm -ku berbunyi karena mimpi terburuk yang sudah beberapa kali terulang. Bahkan sampai sekarang pun mimpi itu masih terbayang di kepalaku. Mau ku jabarkan? Mimpi ini beberapa kali terulang, aku berada di rumah asing namun terasa familiar, aku berjalan ke dapur dan melihat badan itu tergeletak disana. Aku tidak melihat wajahnya karena posisinya yang telungkup namun aku dengan jelas tau siapa itu, aku berlari keluar dan mendapati abangku tur

Miskin Waktu

Selamat datang di #MNT alias Midnight Talk. Alias, tulisan blog paling aneh dan nggak jelas yang punya maksud terselubung untuk menumbuhkan kembali motivasi ku untuk menulis. Baiklah. Sudah hampir lebih dari tiga bulan, lagi-lagi, untuk kesekian kalinya, aku meninggalkan blog ini. Blog yang entah berisi apa dan entah pembacanya berasal darimana. Aku suka menulis dan ngeblog  membuatku makin menyukai hal itu. Sayangnya, dengan bertambah umur banyak hal yang harus dilakukan, banyak tanggung jawab yang kini diemban, sehingga hobi-hobi yang tidak berkepentingan dan tidak perlu dikedepankan harus ditinggalkan. Hasilnyapun terlihat, aku berhenti menulis. Total. Selama tiga bulan. Membaca pun tak lagi kulakukan. Bahkan di tahun 2018 ini belum ada satupun buku yang ku baca. Jujur, aku kecewa dan sedih pada diri sendiri. Aku baru saja memulai menjajakkan karir ku. Masih di garis start . Tugas kuliahku pun tidak menggunung. Tapi, kenapa aku selalu merasa kekuran