Skip to main content

Hilang di Hari Senin


Sudah resmi.
Pekan ini akan ternominasi menjadi pekan terberat selama tahun 2018.

Setiap orang butuh waktu istirahat, setidaknya itu yang kupercaya. Ketika weekend yang terasa berlalu terlalu cepat, dengan secuil kebohongan, aku mengambil hari senin sebagai tambahan hari untukku mengambil nafas sejenak. Sudah sering aku melakukannya. Berbohong untuk lari dari kegiatan normalku di hari senin. Aku sering melakukannya, hilang di hari senin dan juga berbohong.

Senin ini terasa lebih menyakitkan dari biasanya. Aku bangun sepuluh detik sebelum alarm-ku berbunyi karena mimpi terburuk yang sudah beberapa kali terulang. Bahkan sampai sekarang pun mimpi itu masih terbayang di kepalaku. Mau ku jabarkan? Mimpi ini beberapa kali terulang, aku berada di rumah asing namun terasa familiar, aku berjalan ke dapur dan melihat badan itu tergeletak disana. Aku tidak melihat wajahnya karena posisinya yang telungkup namun aku dengan jelas tau siapa itu, aku berlari keluar dan mendapati abangku turun dari sebuah mobil sedan tua yang tak kukenali. Dengan santai ia berjalan ke arah dapur sementara aku dengan mata berair mengikuti di belakangnya. Ia mengangkat badan yang terdiam di lantai lalu menatapku, "Mama udah nggak ada." Aku berteriak saat itu juga, menangis sejadi-jadinya, lalu terbangun dengan perasaan takut yang amat sangat. Penerangan remang-remang membuatku semakin ketakutan, dan alarm-ku 'pun berbunyi dengan nyaring, barulah aku bisa bergerak untuk mematikannya.

Dalam diam dan rasa takut itulah aku memutuskan untuk berhenti sejenak.

Lalu aku menghubungi seseorang, mengatakan bahwa aku melukai lututku karena terjatuh. Dan akupun kembali tertidur.

Sekitar jam 8 pagi aku baru terbangun. Pergi ke kamar mandi dan membuat teh. Memakannya bersama martabak dan terang bulan yang kubeli semalam, aku mulai membuka laptop. Menonton film Ready Player One hingga aku lupa dengan kenyataan.

Aku terlalu takut memegang ponsel karena khawatir tidak akan ada pesan yang selalu
kutunggu.

Aku terlalu takut memgang ponsel karena khawatir orang yang mengadopsi kucingku akan kembali bertanya kenapa kucingku belum mau makan. Ah, sial. Orang ini yang bahkan tidak memperkenalkan diri saat memutuskan untuk mengadospi Jerry--kucingku, sepertinya belum pernah memelihara kucing sebelumnya. Agak bodoh karena lalu ia memilih mengambil Jerry yang berumur 2 tahun, yang tentu semua pecinta kucing tau, kucing dewasa agak sulit beradaptasi dengan pemilik baru. Ia harus lebih banyak browsing atau sekedar mencari info daripada menambahkan rasa kekhawatiran yang kini membludak di diriku.

Aku terlalu mengkhawatirkan banyak hal akhir-akhir ini. Banyak yang menuntut hingga aku menuntut kembali dan malah menjadi boomerang untukku.

Masalah kantor. Deadline. Tugas Akhir. Tugas kuliah. Kucing. Mimpi. Teman.

Apa yang harus ku lakukan dengan semua ini?

Aku tidak bisa mengurus itu semua sekaligus. Aku tidak pernah bisa melakukan segala hal secara bersamaan. Tapi, aku juga tidak bisa kehilangan satupun.

Aku mencoba menyelesaikan tugasku di kantor sebelum aku mengajukan surat pengunduran diri namun tugas lain disertai masalah lain datang dan akupun kembali tersesat.

Aku terlalu percaya diri dengan judul tugas akhir yang ku pamerkan ke semua orang namun aku takut dengan eksekusi yang tidak pernah berhasil.

Ku pikir, jika Jerry ku berikan pada orang lain rasa khawatirku akan sedikit berkurang dan ia bisa punya rumah yang lebih layak, namun lagi-lagi instingku meleset.

Dan oh, aku tidak tau apa yang akan ku lakukan sekarang. Aku tidak bermaksud menyakiti siapapun, aku hanya ingin di dengar. Aku merasa aku selalu mendengarkan, lalu apa yang salah ku lakukan? Aku selalu mendengarkan dengan baik, aku selalu melakukan yang terbaik, lalu kenapa, lagi-lagi di tengah keramaian itu, aku merasa sangat kesepian. Aku membaur, lalu aku merasa di dorong. Aku ditarik kembali karena mereka membutuhkanku. Dan kini aku merasa sendiri dengan sebuah beban yang ku tanggung sendiri.

Aku depresi. Tidak perlu membayar mahal psikologis untuk mengetahuinya.
Aku ingin berhenti namun lagi, aku tidak punya keberanian untuk melakuakan bunuh diri. Lagipula aku akan sangat malu jika bertemu papa dengan cara seperti itu, beliau akan merasa sangat kecewa.
Kadang aku ingin sekali ada orang yang menyakitiku, bunuh saja, tabrak saja, ah pasti lebih baik.
Lagi-lagi aku terjebak, dengan keputusan haruskan aku berhenti atau melanjutkan ini...
Haruskah besok aku kembali hidup?
Besok ada tugas kuliah yang harus dikumpul dan sudah waktunya untuk kantor melaporkan pajak pertambahan nilai...
















Comments

Popular posts from this blog

Contoh Laporan PKL/PRAKERIN PowerPoint Bahasa Inggris Kurikulum 2013

Hai ... Aku termasuk korban kurikulum 2013, angkatan pertama percobaan malah. Aku tau kurikulum 2013 itu ribet banget, jadi jalanin aja yah adek-adek ku muah~ Aku murid SMK N 2 Batam Kelas XI Akuntansi 3 Baru saja menyelesaikan PKL selama 4 bulan (Juli - Oktober) di PT. Unisem Batam Banyak pengalaman yang ku peroleh Salah satu alasan ku memilih SMK adalah kepingin merasakan yang namanya PKL, dan siapa sangka ternyata bener-bener tak terlupakan. Berikut adalah hasil laporan PKL/PRAKERIN punyaku. Karena sepertinya setting di Microsoft PowerPoint 2011 aku beda dari google jadi sepertinya ada beberapa gambar dan tulisan yang melenceng dari tempatnya, mohon di maklumi yah ^^~ Kuharap ini bisa membantumu yang terdampar disini untuk mencari sesuatu, hehe..

Drama Negosiasi 4 orang pemain: Perencanaan Penggusuran

Hello everybody~  \nyanyi Shinee - Everybody\ Ehem.. okay.. so.. gue lagi dapet tugas dari Guru Bahasa Indonesia (Guru yang sama yang ngasih gue tugas buat puisi -_-) disuruh buat Drama dengan tema Negosiasi, dan perkelompok itu sebanyak 4 orang, dan inilah hasil naskah drama ala kadarnya yang gue buat malem2 -uh- >< Kelompok gue belum nampil sih, tapi... aah.. gak tau deh nanti nampilnya bakal kayak mana. Sebenernya gue gak asing lagi sih sama yang namanya "DRAMA" tapi tetep bikin kretek-ktetek :v

[Kill Me Heal Me OST] Jang Jae In (Feat. Na Show) - Auditory Hallucination Lyrics | English & Romanized