Skip to main content

[KPOP/B.A.P ZELO FANFICTION] NIGHT CREATURES (#1 - #12)



#1 Master & Slave


Lagi-lagi mimpi ini, aku yakin ini mimpi yang sama. Tanganku meraih apapun yang bisa ku temukan di sekelilingku—tembok berlumut yang sama, permukaan kasar yang sama dan suasana gelap yang sama. Mataku sama sekali tidak bisa melihat apapun kecuali sebuah bayangan, di ujung lorong, bayangan seseorang yang wajahnya sama sekali tidak terlihat. Aku berlari kearahnya, tapi sejauh apapun aku berlari, aku tetap tidak berpindah dari posisiku, aku tetap disini dan orang itu jauh di sana.

Suara petir membangunkanku, aku bisa melihat gemerisik hujan dan angin lewat jendela besar yang tepat berada di atas kepalaku. Hhh, aku benci hujan. Aku mengubah posisi tidur dan menarik selimut. Baru beberapa detik memejamkan mata, aku merasakan seseorang menaiki tempat tidurku, tak cukup hanya menarik—orang itu sampai membuang selimutku ke ujung lain ruangan. Aku menggeram, tapi itu tidak mengehentikannya. Ia menahan bahuku, menarik turun piyamaku sampai bahuku terlihat jelas, dan aku merasakan rasa sakit yang sudah sangat familiar. Rasa sakit dari tancapan sepasang taring runcing dan lidah yang mengisap darah segar yang mengalir terus menerus.

Aku tidak tau sudah berapa lama waktu berlalu. Sengatan di bahuku terasa jelas. Ia belum behenti menghisap darahku sementara aku bisa merasakan tubuhku semakin lemas, nafasku memburu dan mataku semakin berat. “Choi- CHOI ZELO! Berhenti!!!” Aku menarik rambutnya, menahan kepalanya yang semakin lama semakin tenggelam di balik bahuku. Aku berusaha mendorongnya tapi ia malah menahan tanganku dan semakin menekan tubuhnya di atas tubuhku agar aku tidak banyak bergerak. “Kalau kau tidak berhenti sekarang, aku benar-benar akan membunuhmu!” Aku merasakan lidahnya menyapu leherku sebelum ia bangun dan berlutut tepat di atasku.

Aku yakin bukan ancamanku yang membuatnya berhenti, ia hanya berhenti jika ia benar-benar sudah puas. Bagaimana aku tau jika ia sudah puas? Matanya akan berkilat-kilat dan senyumnya akan melebar sampai aku bisa melihat taringnya kembali masuk dan berganti dengan taring manusia normal.

Nafasku terengah, aku bisa merasakan keringat yang mengalir turun dari dahiku. Zelo berdiri, ia mengambil selimut yang diempaskannya tadi dan melemparnya padaku. Tanpa mengatakan apapun dia menghilang. Aku muak. Aku benci hidupku. Ku elus bekas luka dari tancapan taring Zelo yang mulai memudar. Dan aku tidak bisa menahannya lagi, ku taruh kedua tanganku menutupi wajah dan menangis dalam diam.

***

Kata nenek ku, kaluarga kami adalah keluarga terkutuk—keluarga yang telah terkena kutukan selamanya. Artinya, dari generasi ke generasi akan mendapatkan kutukan yang sama, yakni menjadi budak darah bangsa vampire. Lebih spesifiknya lagi budak Keluarga Choi, salah satu dari sedikit keluarga vampire origin atau ras murni yang masih tersisa. Aku tidak tau ada berapa relatif Zelo, yang kudengar dari nenekku, Zelo adalah generasi ke-46 dan setengah dari generasi tersebut masih bertahan hidup sampai sekarang. Iya, gila! Aku saja tidak bisa menghafal nama tetanggaku, tidak bisa terbayangkan mengenal banyak relatif dari 23 generasi. Umur mereka pasti sudah bertahun-tahun, tidak diragukan lagi.

Shock? Saat pertama kali mengetahui segala hal tentang vampire ini aku juga shock. Orang tuaku sudah tidak ada sejak aku lahir dan sepanjang yang kuingat aku selalu bersama nenek ku. Hingga saat umurku tepat 16 tahun, dengan wajah keriputnya—yang selalu terlihat lesu seakan beliau menanggung berjuta-juta beban di bahunya, mengatakan padaku bahwa aku adalah penyedia darah hidup untuk tuan muda yang umurnya juga baru saja mencapai 16 tahun..

Konon, setiap keluarga vampire origin melahirkan seorang anak, kelurga budak juga akan melahirkan seorang anak yang akan menjadi Claretic atau penyedia darah bagi vampire new born itu. Saat keduanya mencapai umur 16 tahun, mereka akan dipertemukan. Sebelum umurnya mencapai 16 tahun, vampire new born harus bergantung dari darah orang tuanya dan juga darah binatang primitif. Baru setelah mencapai umur yang tepat vampire new born sudah menjadi vampire dewasa dan berhak meminum darah manusia. Tapi karena vampire ras murni harus “menjaga” kemurnian mereka, karena itu mereka hanya meminum darah satu manusia seumur hidup mereka. Manusia yang otomatis sudah menjadi pasangan atau Claretic akan otomatis abadi karena tugasnya hanya satu, menyediakan darah untuk tuannya.

Yang menurutku benar-benar bodoh. Kenapa satu manusia harus mendedikasikan seluruh hidupnya hanya untuk vampire yang terus saja melukai dirinya? Dalam sehari Zelo bisa menghisap darahku sampai lima kali! Ia pernah menghisap darahku sampai 10 kali dan aku tidak bisa bangun keesokan harinya. Vampire punya kebiasaan khusus setelah selesai menghisap darah ia akan menjilat bekas tusukan tariknya dan luka itu akan sembuh dalam sepersekian detik. Tapi, walau lukanya hilang, bagiku rasa sakitnya akan terus tertinggal dan membesar seiring waktu.

***

Kehidupanku yang dulunya sederhana, tinggal di pedesaan, pergi ke sekolah sederhana dan menikmati keindahan alam berbanting terbalik setelah aku bertemu vampire itu. Aku harus pindah ke Gangnam, distrik paling besar di Korea Selatan. Dihadapkan dengan khalayak ramai dan gedung pencakar langit. Belum lagi pergi ke sekolah mewah bernama Spectral High School. Aku bahkan tidak tau cara mengucapkan nama sekolah ku sendiri satu bulan setelah pindah. Mungkin satu-satunya hal yang bagus adalah aku tidak diberikan apartment yang harus kucapai dengan menaiki lift sampai ke lanti 68. Justru aku ditempatkan di rumah minimalis yang sederhana tapi modern dan dikelilingi pagar tinggi. Walau kadang aku berpikir, pagar tinggi itu membuatku merasa seperti sedang dikurung. Atau mungkin untuk mencegah vampire lain untuk mendekatiku. Entahlah aku pernah menguping pembicaraan nenek dengan ayah Zelo—Mr. Choi, aku adalah salah satu dari sedikit Claretic unik yang mengundang vampire lain untuk ikut “memangsaku”.

Entahlah.

Aku mengikat rambutku tinggi-tinggi, membiarkan wajahku mengenai sinar matahari. Kehangatan ini adalah satu-satunya hal yang bisa mengingatkanku akan tempat asalku. Dan juga nenek ku. Aku penasaran apa yang sedang dilakuaknnya sekarang. Mungkin beliau sedang memetik bunga biji bunga matahari yang tiada habis setiap hari. Aku tertawa sendiri memikirkannya.

Sinar matahari yang tadi menghangatku wajahku kini tiba-tiba hilang, diganti dengan sebuah bayangan yang terasa dingin. Aku mendongak, mendapati Zelo sedang berdiri diatas gerbang sekolah dengan tulisan Spectral High School yang khas dan gothic. Aku memutar mata dengan sebal. Ia mengedikkan kepalanya. Kode dengan arti, “aku lapar, kemarilah.” Menyebalkan.

Kenapa ia tidak bisa memperlakukanku seperti pasangan vampire-vampire lain? Oh apa aku lupa menyebut bahwa 49% populasi Spectral High School adalah vampire dari berbagai ras dan Claretic mereka. Iya, sekolah ini tidak berfokus pada pendidikan, aku ragu bahkan mereka peduli dengan pendidikan. Spectral High School hanyalah sebuah bangunan yang digunakan sebagai penyamaran para vampire untuk bisa hidup diantara manusia. Cerita ini akan semakin gila. Sungguh.

Jadi, ada berbagai ras dari berbagai kalangan keluarga dan Negara. Seperti temanku Hyuna yang menjadi Claretic vampire ras Revenant dari Inggris bernam Moon Jongup. Aku yakin itu bukan nama aslinya. Ada juga vampire ras Nachzehrer dari Jerman, ras Dhampire, Ghoul, Salvation, sampai ras paling bawah Alter dan Outcast. Alter adalah vampire yang mengabdikan seluruh hidupnya pada vampire lain secara suka rela sedangkan Outcast adalah manusia yang berubah menjadi vampire karena kutukan atau sihir. Dulu, hanya vampire ras origin lah yang memakai Claretic, tapi sekarang seluruh ras vampire juga mengikuti metode ras origin untuk hanya bergantung pada satu manusia karena itu lebih praktis dan tidak menyebabkan banyak keributan. Apalagi dengan zaman sekarang yang semakin berkembang. Perseteruan antara vampire dan manusia sudah tidak popular lagi.

“Danbi!” aku spontan menoleh ke arah suara yang memanggil namaku. Hyuna melambai dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya di pegang erat oleh Jongup. Aku melambai padanya, dan sedikit tersenyum pada Jongup hanya untuk formalitas, lalu Hyuna sudah diseret Jongup masuk aula utama gedung sekolah. Mereka adalah pasangan vampire dan Claretic paling dekat dan akrab yang pernah kutemui. Tidak ada sebersitpun perasaan sedih atau sakit di wajah Hyuna. Sementara wajahku meneriakkan segala emosi yang tidak menyenangkan.

***

Sepertinya aku datang terlalu lama. Begitu aku pergi ke belakang gedung olahraga, Zelo menatapku dengan tatapan tajam menusuk. Ia langsung menarik tanganku, mendorongku sampai punggungku bertemu kontak dengan dinding, dan membuka tiga kancing teratas seragamku sampai bagian bahuku terekspos. Tanpa aba-aba apapun, seperti biasa, Zelo langsung menancapkan taringnya dan menyedot darah segar yang mengalir deras. Untungnya aku sempat menahan teriakanku. Sekitar jam 3 pagi tadi ia sudah menerobos kamarku dan sekarang ia sudah butuh darah lain padahal sekarang baru jam 8 pagi! Sebenarnya ada apa dengannya? Apa dia berniat membunuhku? Itu tidak mungkin. Vampire origin tidak boleh kehilangan Claretic-nya kalau mereka ingin hidup dalam waktu yang lama tanpa menjadi Alter.

Aku dapat merasakan aliran darah di seluruh tubuhku seakan mengalir ke bahuku. Tubuhku mulai bergetar dan aku tidak bisa menahan untuk tidak berpegangan pada Zelo. Aku meremas bahunya dan tanpa sengaja merintih lirih. Sial, Zelo benci rintihan. Aku dapat merasakan taring Zelo menancap semakin dalam, bukti jelas bahwa ia mendengar rintihan ku dan sama sekali tidak menyukainya.

Sudah berapa lama waktu berlalu? 10 menit? 20 menit? Atau setengah jam? Zelo sama sekali belum berhenti. Aku sudah sampai di titik dimana aku berpegangan erat pada Zelo kalau tidak ingin jatuh tersungkur karena lemas. Lebih lagi salah satu kaki Zelo yang berada diantara pahaku seakan juga ikut menahanku agar tidak jatuh.

Akhrinya, aku merasakan Zelo perlahan mulai menarik lepas taringnya dan menjilat bekas tancapannya. Begitu ia benar-benar sudah mengangkat wajahnya dari bahuku matanya melebar, “kenapa kau menangis?”

Apa? Aku bahkan tidak sadar mataku mengeluarkan air mata. Tanpa bisa kutahan air mataku semakin mengalir deras dan aku mulai sesegukan. Kupikir Zelo akan langsung pergi meninggalkanku seperti pagi tadi, tapi dia justru masih memegangiku dan menatapku dalam. Tatapannya benar-benar bisa kurasakan walau aku menutup wajahku dengan kedua tangan. Aku sempat membeku saat salah satu tangannya mengusap punca kepalaku. Tanpa berani menatapnya aku menanyakan hal yang selalu ingin ku tanyakan selama ini, “kenapa kita tidak bisa bersikap seperti pasangan lain?”


Butuh waktu beberapa detik sampai aku mendengar suaranya, tapi aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas, aku hanya mendengar dengungan karena tiba-tiba pandanganku berubah gelap.


To be continued ...



Next Chapter ...



Comments

Popular posts from this blog

Contoh Laporan PKL/PRAKERIN PowerPoint Bahasa Inggris Kurikulum 2013

Hai ... Aku termasuk korban kurikulum 2013, angkatan pertama percobaan malah. Aku tau kurikulum 2013 itu ribet banget, jadi jalanin aja yah adek-adek ku muah~ Aku murid SMK N 2 Batam Kelas XI Akuntansi 3 Baru saja menyelesaikan PKL selama 4 bulan (Juli - Oktober) di PT. Unisem Batam Banyak pengalaman yang ku peroleh Salah satu alasan ku memilih SMK adalah kepingin merasakan yang namanya PKL, dan siapa sangka ternyata bener-bener tak terlupakan. Berikut adalah hasil laporan PKL/PRAKERIN punyaku. Karena sepertinya setting di Microsoft PowerPoint 2011 aku beda dari google jadi sepertinya ada beberapa gambar dan tulisan yang melenceng dari tempatnya, mohon di maklumi yah ^^~ Kuharap ini bisa membantumu yang terdampar disini untuk mencari sesuatu, hehe..

Drama Negosiasi 4 orang pemain: Perencanaan Penggusuran

Hello everybody~  \nyanyi Shinee - Everybody\ Ehem.. okay.. so.. gue lagi dapet tugas dari Guru Bahasa Indonesia (Guru yang sama yang ngasih gue tugas buat puisi -_-) disuruh buat Drama dengan tema Negosiasi, dan perkelompok itu sebanyak 4 orang, dan inilah hasil naskah drama ala kadarnya yang gue buat malem2 -uh- >< Kelompok gue belum nampil sih, tapi... aah.. gak tau deh nanti nampilnya bakal kayak mana. Sebenernya gue gak asing lagi sih sama yang namanya "DRAMA" tapi tetep bikin kretek-ktetek :v

Perjalanan Perubahan Warna Rambut

Dulu, kalau aku berani mencoba mewarnai rambutku mungkin aku akan langsung di bakar di perapian. Tapi sekarang beda tahun, beda cerita dan sepertinya beda jaman. Aku pertama kali mewarnai rambutku saat tahun baru 2014. Waktu itu warna yang muncul seharusnya dark blonde , tapi karena rambutku hitam banget, warna itu hanya muncul saat terkena cahaya atau sinar matahari. Karena kurang puas akhirnya aku pergi ke salon lagi. Salon yang selalu ku datangi sebelumnya adalah salon teman mamaku. Tapi, karena lokasinya jauh akhirnya aku memilih salon yang ada di mall terdekat. Aku memilih salon tertutup, seperti salon yang khusus untuk wanita-wanita hijab yang ingin merawat rambut tanpa mengumbar aurat (kira-kira begitu) dan isinya wanita semua. Warna yang ku pilih lagi-lagi blond e. Setelah hampir dua jam waktu ku habiskan di salon itu rambut ku malah berwarna oranye sedikit kekuning-kuningan. Ternyata tadi tanpa aku sadari orang yang mengurusi rambutku menambahkan bleach karena rambu...