Ugh, aku baru selesai nonton film Single -nya Raditya Dika dan CLING! di akhir film aku merasa kena jitak dan sadar akan sesuatu.
Sudah beberapa waktu ini ada beberapa teman dekat yang selalu menjadi tempat curhat untuk berbagai hal, selalu mengejek ku akan hubungan ku yang fail (dalam tanda kutip yang gede!) Gila, semoga orang yang ku maksud disini tidak akan membaca, kalau teman-teman ku sih pasti ada yang membaca dan akan semakin membuat banyak lelucon yang di panjang-panjangkan dan yang jelas lebih lebay lagi.
Tapi, yah terserahlah tapi ini lah isi hati dan pikiranku yang baru di ketuk dengan satu kalimat di akhir film Single.
Beneran Suka atau Cuman Penasaran?
Belum ada satu tahun lalu, aku pernah dekat dengan orang yang tidak terlalu ku sukai, tapi tidak juga ku benci. Diantaranya lah.
Mungkin aku pernah menceritakan tentang hal ini di postingan sebelumnya, tapi aku juga tidak terlalu ingat.
Singkatnya, segala hal yang sedang terjadi membuatku merasa ditinggalkan tapi dia, orang paling akhir yang ingin ku ajak bicara, muncul dan mengisi waktu ku. Cukup menyenangkan. Lebih tak terduga. Aku yang bingung dan labil akan semua hal bercerita ke beberapa teman yang ku percaya dan bertanya apa pendapat mereka?
Jenis hubungan yang seperti apakah ini? Pure friendship? Slightly romance?
Pendapat mereka berbeda. Aku belum sempat menyadari apa-apa tapi semuanya seketika sudah selesai.
Ugh, sebenarnya aku benci mengulang-ulang cerita yang sudah basi ini. Ini masa lalu dan jujur aku sudah tidak peduli. Aku terlanjur menganggap dia dan mereka termasuk orang-orang bergolongan hanya-singgah-sebentar-di-hidup-ku-sebagai-penyedap-rasa. Akan ku luruskan maksud postingan ini. Postingan ini bukanlah sebuah cerita tentang kisah basi yang diulang-ulang, postingan ini adalah sebuah pernyataan akhir, klimaks dan tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Bahkan diriku sendiri.
Kembali ke kalimat di atas, Beneran Suka atau Cuman Penasaran?
Jawabanku, Penasaran.
Aku menyadari hal ini karena dari film itu aku belajar bahwa aku merasa harus mengikuti alur yang ada tanpa berpikir bagaimana yang aku inginkan sebenarnya. Bersama dengan orang yang ingin aku bertindak lain dari yang aku inginkan. Bersama dengan orang yang ingin aku berperilaku lain dari aku yang biasanya. Lalu kenapa aku mengikuti alur yang memaksa itu?
Karena aku penasaran.
Apa yang akan terjadi? Apakah aku menyukainya begini? Apa dia menyukaiku begini? Haruskah ku tinggalkan ini? Haruskah aku berkata seperti ini? Semuanya, aku baru sadar, aku bukan seperti itu. Aku lain saat bersamanya. Aku merasa senang, tapi hanya sementara. Setelah itu aku selalu berpikir. Apakah tadi benar? Apakah aku melakukan hal yang benar? Untuknya. Bukan untuk ku. Itu berat sebelah. Dan aku sadar akan hal itu sekarang.
Jadi, kasus ditutup.
Semua selesai.
Aku belajar banyak.
Dari banyak sumber.
Jangan dipikirkan lagi.
Jangan ada yang mengungkit lagi.
Jangan ada yang mempertanyakan lagi.
Itulah adanya.
Aku melepasnya.
Comments
Post a Comment