April, 1, adalah hari dimana seseorang bisa berubah menjadi monster.
Seharian itu, jujur aku tidak ingat apa saja yang ku lakukan, tapi satu hal yang ku ingat pasti adalah setelah matahari terbenam dan aku sedang men-scroll down home page laman facebook, sebuah postingan yang sangat menginspirasi pun muncul. Hal ini lah yang memulai segalanya.
Aku menutup applikasi facebook dan membuka aplikasi chat Blackberry Massage dan LINE. Lalu mencari nama-nama teman dengan respon tercepat dan perkiraan respon paling gila. Aku tidak berencana mengerjai banyak orang, entah kenapa. Padahal banyak topik kebohongan gila dan barbar yang bisa kugunakan.
Nia. Temanku yang satu ini sepertinya selalu mengepit ponsel dibalik ketiaknya, Tak butuh waktu lama untuknya membalas pesan singkatku yang berisi,
PING!!!
Aku mau pamit
Aku udah di bandara
Dan kebohongan mengalir lanacar begitu saja.
Pertama kupikir Nia tidak akan percaya, kupikir ia sudah akan menebak bahwa ini hanya April Mop. Tapi aku mencoba meyakinkannya bahwa aku baru kabur dari rumah, dengan tiket pesawat di tangan, dan aku sudah tidak peduli lagi tentang UNBK yang akan berlangsung kurang dari tiga hari. Tanpa kuduga, sumpah aku sama sekali tidak memprediksi ini, Nia menghubungi Zainy, salah satu teman kami yang kebetulan rumahnya tidak jauh dari bandara. Jujur aku sedikit panik, Gimana kalau Zainy benar-benar akan meyusul ke bandara. Mencari-cariku disana, padahal aku di rumah, di dalam kamar, di atas tempat tidur yang dikelilingi lembar-lembar soal Matematika. Nia dan Zainy, dua orang itu secara bersamaan langsung membombardir ponselku dengan makian, kebanyakan mengataiku monyet dan bodoh, yahh bukannya mereka tidak sering mengataiku seperti itu di hari-hari biasa. Aku mengabaikan telfon mereka untuk memperkuat kebohongan keji ini, Setelah mungkin, sekitar setengah jam kemudian aku mengirim voice note dengan teriakan APIRL FOOLS yang menyebalkan. Bisa dipastikan keesokan harinya saat aku bertemu mereka nyawaku tidak akan terselamatkan.
Korban selanjutnya. Yang butuh waktu lebih dari 24 jam untuk merespons pesan kebohonganku, Puteri. Anak itu ternyata sedang kehabisan kuota. Dan karena ketidakberuntungannya ia hanya sempat melihat pesan singkatku tanpa bisa membalas. Sebenarnya aku sudah tidak mood lagi untuk mengerjai orang keeseokan harinya. Tapi karena dia teman baikku itu sebuah pengecualian. Kurasa. Keesokan harinya, ia akhirnya membalas pesanku dan menelfonku sambil menangis. Setelah, entah keberapa kali panggilan yang masuk darinya akhirnya ku tolak, ku angkat sambil menjauh sedikit dari ponsel untuk menahan tawa tapi itu malah terkesan seperi aku sedang menangis. Hahhh, kalau ku pikir-pikir lagi sekarang, waktu itu aku benar-benar tertawa terbahak-bahak sampai urat wajahku ngilu.
Aku tidak pernah menyangka respon teman-temanku akan begitu agresif hanya karena aku bilang "Aku pergi dan sudah tidak peduli lagi dengan UN."
Ternyata masih ada yang peduli. Itu yang kupikirkan waktu itu.
Tapi sungguh aku terharu. Mungkin mereka mengira aku akan merasa bersalah, tapi tidak, aku tidak merasa bersalah sama sekali. Sorry not sorry. Huwahahahahahahah,
Terima kasih.
Bye.
X
eek -_-
ReplyDeleteKAM to the PRET -_-
ReplyDelete