Selalu ada rasa pengin ngecekik abang yang nggak punya kerjaan dan selalu saja punya waktu untuk mengomentarii hidupku seperti juri-juri pencari calon artis berbakat. Emang dosa kalau aku tiba-tiba punya jerawat segede kapal selam?! I'm on my fucking period for fuck's sake!!!! Kalau bukan karena nyokap yang nyuruh sudah ku depak dia dari kamarku. Dan bukannya aku pamer-pamer punya jerawat segede kapal selam, aku hanya kesal.
Mau gimana lagi sudah hampir dua hari wifi mengecewakanku. Aku sama sekali tidak mendapat sinyal wifi yang jelas-jelas ada di bawah kamarku itu sementara abangku bisa mendapatkan sinyal dan terus mendownload film-film bergenre porno nonstop (walaupun bulan ramadhan sepertinya itu tidak menghentikannya untuk berbuat dosa).
Aku bahkan sampai harus membeli paket internet karena sudah hampir dua hari pula aku menghilang dari Line. Iya, gini-gini aku juga punya seseorang untuk diajak bicara dan orang itu sepertinya tidak senang karena aku sudah hilang tanpa memberi kabar. Aku harus bersiap-siap menerima makian dan cacian, tapi aku sudah duluan memaki dan mencaci diri sendiri karena tiba-tiba mas-mas penjaga konter tempat biasa aku membeli pulsa dan sebagainya yang ngomong-ngomong lumayan ganteng dan punya rambut lebih lurus dan halus dariku, memberi kabat bahwa tarif sudah turun (mangkanya aku mencaci diri sendiri karena aku tidak mungkin mencaci mas-mas yang sepertinya minta dipanggil 'koko' karena sepertinya dia keturunan Tionghoa). Belum lagi dia malah menawarkan membeli kartu baru yang bisa memuat paket internet lebih besar dan harga murah. Aku mau sih tapi aku cuman bawa uang pas-pasan. Ya sudahlah.
Kenapa aku jadi terdengar seperti cewek tempramen yang perlu diberi alamat terapi anger management gini sih?
Biasanya aku nggak selalu pemarah seperti ini sih (kayaknya). Tapi nggak bakal kupungkiri aku memang gampang marah kalau sedang lapar. Sering saat di sekolah dan aku pergi membeli makanan di kantin bersama teman-temanku aku selalu kembali ke kelas meninggalkan mereka karena mereka terlalu lama memesan makanan. Aku selalu dapat makananku terlebih dahulu karena aku langsung main serobot, pengaruh dari dorongan rasa lapar yang ada di perut sepertinya. Aku langsung kembali ke kelas karena aku tidak sudi makan di kantin. Memang kantin itu adalah tempat makanan tapi percaya atau tidak kantin sekolah ku jorok banget. Piring dan gelas sisa makanan di atas meja yang belum di singkirkan dan dikerumuni lalat, lantai yang kotor dengan sampah disana-sini. Hhh. Belum lagi letak kantin yang sangat strategis (<= sarkasme) di bagian paling belakang sekolah, didekat WC sekolah dan di belakangnya ada tempat pembuangan sampah sekolah. Sudah terbayang? Sama-sama Yahh bukan berarti aku tidak pernah makan di kantin. Aku pernah makan disana kalau memang lagi bersih-bersihnya seperti saat pagi-pagi sekali saat belum banyak murid merongrong disana, ataupun saat sedang sepi. Aku memang tidak suka tempat ramai. Dan makan di tempat ramai bukanlah hal kusuka juga.
Yahh bukannya aku tidak setia kawan meninggalkan teman agar aku bisa makan duluan. Tapi aku harus memikirkan diriku dulu dong. Kalau aku tiba-tiba pingsan dan mati karena kelaparan karena temanku lama memesan makanan (atau sengaja ia lama-lamakan) siapa yang disalahkan? Hah!?
Ehem...
Iya begitulah. Apalagi di bulan puasa rasa marahku semakin menjadi-jadi. Aku memilih untuk tidur sesiangan dan bangun sore untuk membantu mama menyiapkan menu berbuka dengan muka bete, mulut cemberut, mata makin menyipit dan sederetan sumpah serapah yang tercekat di tenggorokan. Tapi dengan adanya abang garis miring orang-tidak-punya-kerjaan-selain-mengomentari-diriku yang juga ikut merongrong di kamarku, rasa beteku jadi memuncak sampai ubun-ubun. Aku jadi ingin berterimakasih sambil bersujud-sujud pada orang yang sudah menciptakan Smartphone, Headphone, dan Internet karena semua hal itu bisa mengalihkan duniaku.
Mood ku barulah akan membaik saat aku sudah selesai berbuka. Tapi tenang, aku sedang tidak ingin marah-marah saat menulis ini. Karena aku sedang tidak puasa dan sedang masa period ku. Tapi kupikir karena aku sedang dalam masa period lah aku jadi kepingin tambah marah-marah. Bisa-bisa aku jadi cepat tua kalau seperti ini terus.
Duh sepertinya aku memang perlu pergi terapi anger management. Ada yang tau tempatnya? Tolong beritau aku.
Comments
Post a Comment