The
Most Wanted Girl
“Morning princess” Vlint berkata sambil membuka
seluruh jendela kamarku, membiarkan sinar matahari dan dinginnya angin pagi
menyeruak masuk ke kamarku, membuatku makin menenggelamkan diriku ke dalam
selimut tebalku.
“Ayo princess, bangun, nanti telat sekolah
loh..” katanya lagi. nada suaranya mulai kembali seperti biasa. berarti dia
sudah tidak marah lagi kan??
“5 minute lagi” desahku. kelas pertama baru
dimulai pukul 8 pagi. sedangkan ini baru setengah 7 pagi.
“no more 5 minute! c’mon get up!” Vlint langsung menarik selimutku. sial! dingin! “aku sudah siapkan air hangatnya”
lanjutnya. oke oke. aku langsung berjalan agak diseret menuju kamar mandi ku.
asap mengepul dari dalam. bathtub ku sedah penuh dengan air hangat. yay!
Begitu keluar dengan piyama handukku dan
masuk ke ruangan kecil yang tidak lain adalah lemariku. disana sudah tergantung
seragam sekolahku. warna nya berbeda dengan yang kemarin. kemarin aku memakai
rok pendek kotak2 warna abu2 dengan baju putih, dasi bermotiv sama dengan
roknya dan blazer warna biru dongker dengan garis putih dipinggirnya. hari ini,
selasa, rok kotak2 pendek warna merah dengan dasi bermotiv sama, dan kemeja
putih lengan panjang. oh well..
Setelah selesai berganti baju, memasang wig
yang sama seperti yang ku pakai kemarin, memberi sedikit pelembab di wajah, dan
bibir. aku keluar dari kamar. tas? itu urusan Vlint. homework? urusan dia juga.
(problem?)
Aku duduk di depan meja makan besar yang
bisa menampung 10 orang ini. sendiri. dad paling sudah pergi ke kantornya yang
sangat amat disayanginya itu. diam-diam aku menghembuskan nafas berat. setiap
pagi selalu begini. sendiri. di depanku ada sepiring yang berisi telur goreng
dan sosis, disampingnya ada roti bakar, dan satu gelas susu dan satu gelas
orange juice. Vlint muncul sambil membawa tasku dan langsung membantuku memakai
kaos kaki warna hitam sepanjang lutut dan flat shoes warna hitam.
“ayo” gumam ku sambil menelan sisa
sarapanku dengan susu sekali teguk.
Begitu sampai sekolah Vlint membukakan pintu
mobil untukku dan membantu memasangkan tas di punggungku.
“jangan kabur! tunggu sampai aku datang
menjemputmu nanti” katanya setengah memeperingatkan.
“gak janji *wek” godaku sambil menjulurkan lidah.
“HEY!!” teriaknya tapi aku sudah langsung
berlari masuk ke dalam gedung sekolah.
Sambil memasang headset di telingaku, yang
sudah jelas headset yang selalu kupakai di balik bajuku setiap hari, dan Ipod
ku yang memutar lagu 24/7. terlantun lagu Apink – no no no. sambil terus
menyusuri koridor sekolah menuju kelas, aku menyadari setiap hujaman tatapan
mata seakan tatapan mata itu akan membakarku sejak dari gerbang tadi.
Benar juga. aku sampai lupa dengan masalah
yang akan aku hadapi hari ini. begitu sampai kelas aku melihat kursi dan mejaku
di coret2 dengan spidol permanent warna warni bertuliskan ejekan dan kata2
kotor lainnya. menyebalkan. tanpa pikir panjang aku menukarnya dengan meja dan
kursi de sebelahku. pemilik meja dan kursi yang langsung datang berusaha protes
tapi begitu ku pelototi dia langsung terdiam.
Bel masuk berbunyi. guru masuk. dan waktu
mulai berjalan lambat. tanpa mendengar (karena telingaku sibuk dengan lagu yang
tertangkap dari headset) dan melihat (karena mataku sibuk mencoret-coret
seluruh buku tulisku dengan gambar cartoon konyol dan tulisan hangul acak-acakan) aku bisa merasakan
hampir seluruh penghuni kelas yang sama denganku (terutama cewek) terus
melancarkan cara pandangan-yang-semoga-membakarnya padaku dan berbisik-bisik
seakan aku alien terdampar.
Makin lama mataku terasa semakin berat,
mungkin karena atmosfer membosankan yang ada di sekelilingku. tak butuh waktu
lama untukku tuk terlelap, pergi ke alam mimpi. semakin terlelap kepalaku
semakin terasa berat, aku terbangun dengan kaget saat kepalaku terantuk.
Sambil mengucek-ngucek mataku berharap
pandanganku akan semakin jelas, aku langsung kaget saat menyadari hanya tinggal
aku yang ada di kelas. sial apa aku ketiduran sampai jam pulang sekolah?? aku
langsung melihat jam tanganku. huft.. ternyata aku ketiduran sampai jam
istirahat ke-2. wow.. selama itu aku tidur? tapi kenapa rasanya hanya sebentar.
oh well..
Aku membenarkan rambutku (atau lebih
tepatnya wig ku) dan pergi keluar kelas. ke kantin. aku haus. begitu keluar
seperti tadi pagi.. semua mata ada padaku. melihat padaku. seakan aku habis
maling jemuran atau semacamnya. saat menyusuri setiap koridor menuju kantin aku
menyadari mereka memegang selembar kertas, kemudian menatapku dan melihat ke
kertas itu lagi. kertas apa itu?
Begitu aku hampir masuk ke kantin, masih di
pintunya maksudku, semua orang.. iya! SEMUA ORANG makin menatapku dengan aneh,
dan MEREKA SEMUA memegang selembar kertas. seriously?? what the hell is going
on??
Saat itulah tatapanku bertemu dengan dia. Timmy. teman-temannya.. termasuk
cowok anonymous dan si murah senyum, dan 2 cewek chines (yang sampai sekarang
ku yakini mereka semacam geng anak popular) tidak menyadari keberadaanku dan
terus mengobrol dengan asiknya. dia menatapku kemudian tersenyum lebar sampai
seakan dapat menyentuh telinganya. damn. senyum itu.. membunuhku di dalam.
Tanpa sadar, seorang cewek menyambar
tanganku dengan kasar dan menyeretku pergi. what the hell?? aku juga langsung
dikelilingi 5 cewek lainnya seakan mencegah agar aku tidak kabur. mereka
membawaku ke koridor sekolah yang lebih sepi. koridor menuju gudang sekolah.
“APA-APAAN KALIAN?!!!” teriakku tanpa bisa
ku tahan setelah mereka hampir melemparku ke pojokan dinding tapi aku lebih
cepat, aku langsung menyeimbangkan tubuhku. lalu….
PLAK!!!!
Tangan cewek yang tadi mencengkeram
tanganku mendarat dengan keras di pipiku. saking shock nya dengan serangan
tiba2 itu aku hanya terdiam. belum pernah ada orang yang berani melakukan
kekerasan padaku.
“Jauhi Timmy!” desisnya mengerikan. WHAT?
aku masih terbengong, sumpah aku gak ngerti kemana arah omongannya ini. “lo
masi juga anak baru udah belagu!” dia mulai membentak karena aku belum juga menjawab
ancaman mereka.
Aku bisa melihat mereka semua senior. geng
senior. ntah kelas berapa. dan para senior sialan ini menamparku untuk tidak
mendekati timmy yang bahkan baru gue kenal kemaren?? aku mulai geram. ubun2 ku
terasa mendidih. aku yakin mukaku sudah berubah warna menjadi merah sekarang.
Dengan gerakan secepat kilat aku menyambar
bahu cewek yang tadi mencengkeram tanganku, menyeretku dengan paksa dan juga
menamparku. aku mencengkeram kedua bahunya dan melemparkannya ke dinding, cukup
keras sampai kulihat dia meringis kesakitan.
“denger ya! gue gak tertarik sama Timmy
atau apapun namanya! gue gak tertarik sama dia! dan gue gak PERNAH berencana
buat tertarik sama dia! jadi! BERHENTI BERSIKAP BODOH DAN JANGAN PERNAH GANGGU
GUE LAGI!!” aku menekankan setiap kata yang kuteriakkan, aku berusaha keras
untuk tidak menammparnya balik karena aku sudah melihat wajahnya semakin pucat,
tsk. dasar pengecut “BITCH!!” aku sedikit meremas bahunya sebelum
melepaskannya.
Aku baru menyadari bahwa tidak ada belaan
atau serangan apapun dari 5 cewek lainnya. aku baru menyadari kenapa saat aku
berbalik dan berniat pergi dari sekumpulan cewek gila ini. ada dia. Timmy berdiri tepat di belakangku.
dengan muka penuh keterkejutan?? WHAT NOW?? aku berteriak putus asa dalam hati.
“minggir!!” aku melewati Timmy seakan dia
tidak ada disana. dan mendorong 5 cewek
lain yang berdiri mematung di belakangnya.
Aku kembali ke koridor yang ramai. aku
masih menyadari mereka semua memegang selembar kertas yang aku yakin ada
hubungannya denganku. dengan geram aku menyambar salah satu kertas itu dari
salah satu cowo yang berdiri tak jauh di dekatku. WHAT IS THIS SHIT????
Kertas itu bergambarkan fotoku dengan pose
tertidur dan ada tulisan merah di bawahnya ‘THE BITCH’ sial.. apa mereka
mengambil gambarku diam2 saat aku tidur tadi?? aku menyebar tatapan marahku
pada mereka semua, aku mulai membuka mulut tapi tiba2 sebuah tangan menyambar
tanganku dan lagi2 menyeretku pergi. si pemilik tangan bukan cewek melainkan cowok.
timmy?? kenapa dia??
Aku berusaha melepaskan diri tapi
cengkramannya sangat kuat, dia membawaku ke sebuah ruangan dengan kaca besar di
setiap dindingnya. ruang dance? tebakku. saat itulah dia menutup pintu dan
melepaskanku.
Dia hanya diam. aku juga diam. terlalu
bingung harus bertanya apa.
“sorry” gumamnya lirih tapi cukup keras
untuk ku dengar.
“kenapa?” tanyaku bingung sekaligus
mengagumi wajah lucunya yang sedang manyun.
“mereka ngelakuin itu ke lo gara2 gue”
jawabnya.
“gue tau” balasku enteng tapi masih geram
dengan apa yang barusan terjadi. aku meremas kertas yang kupegang dan tangan
lain memegang pipi ku yang memerah karena tamparan.
Tanpa ku sangka sebelumnya, tiba2 Timmy
mendekat dan memegang pipiku yang memerah. dia mengamati pipiku, dia sangat
dekat dengan wajahku. sial. ini membuatku berhenti bernafas.
“pipi lo merah banget..” katanya sedih.
oooohh~ imutnya..
“kalo gitu jauhin gue”
“ha?”
“kalo lo gak mau pipi gue merah lagi, jauhin
gue, anggap gue gak ada” jelasku dingin. aku bisa melihat ekspresi wajahnya
yang seakan baru saja di tampar pake batu bata.
“gue gak bisa” balasnya.
“ha?” ganti aku yang bingung.
“mereka gak akan segampang itu ngelepasin
lo setelah ini..” Timmy mengambil gumpalan kertas di tanganku. “you’re the most
wanted girl in the school, don’t you get it?? this mean that they gonna bully
you in every single day in your live”
Aku menatapnya tanpa berkedip, sampai
kemudian dia mulai tersenyum “tapi tenang, gue bakal selalu ngejaga lo..
ariana~”
“darimana lo tau nama gue?” tanyaku
bingung.
“hmm.. internet?” bohong. aku yakin dia
sudah melakukan research atau semacamnya. “oke2.. gue ngaku, gue nanya sama
orang lagipula sekarang SEMUA orang di sekolah ini tau siapa lo, thanks to
this.. ” dia mengangkat gumpalan kertas bergambar aku yang sedang tidur.
“oh well.. makasih atas popularitas yang
udah lo kasih sama gue.. sekarang gue mau pindah sekolah” sindirku sambil
beranjak pergi, lagi2 dia memegang tanganku. ini kenapa jadi banyak banget
kontak fisik?????????
“kenapa?? kan gue udah bilang gue bakal
ngelindungin lo..gue bakal pindah kelas ke kelas lo” kata Timmy enteng banget.
“hmm yeah.. good luck with that” balasku
bernada meremehkan.
“don’t need. gue anak ketua yayasan di
sekolah ini, gue pasti bisa ajuin permintaan itu dan langsung dikabulin”
ucapnya bangga. oooohh.. jadi lo itu.. ah- tentu saja, rambut di cat pirang, populer,
dia pasti anak paling berpengaruh di sekolah ini.
“gue gak peduli.. good bye” aku melepaskan
pegangan tangannya. tapi dia meraihnya lagi.
“no! gue gak bakal lepasin lo” katanya
cepat. what the heck?!!
“your freakin me out! let me go”
“no way! gue suka sama lo, ada sesuatu yang
menarik di diri lo dan gue gak mau kehilangan kesempatan buat tau apa itu” kata
Timmy tanpa menoleh padaku dan menggandengku keluar ruangan itu.
I’m totally freakin out right now. I mean
HOW CAN HE LIKES ME WHEN HE JUST MEET ME YESTERDAY?????
I’m totally in trouble.
To Be
Continued ~
====================================
ceritanya mulai gak masuk akal. wkwkwkwk XD
aku cuman pengen cepet2 ke part pas cowok nya udah pada suka. anyway..
Notes!
- cerita ini murni hasil dari otak & imajinasi saya sendiri
- SEMUANYA hanya karangan saya, tidak ada yang NYATA
- no copas!!
- typo dimana-mana
- Timmy = Zelo a.k.a Choi Junhong (B.A.P)
Stay tuned ya, coment diterima kok^^
Gamsahamnida~
Comments
Post a Comment